10 Pertanyaan yang Paling Sering dalam Wawancara Kerja? Ini Cara Jawabnya!

Pertanyaan yang Paling Sering dalam Wawancara Kerja

Rekrutkerja.com, Tips -- Kalau denger kata wawancara kerja, sebagian besar orang langsung membayangkan suasana horor: keringat dingin, jantung deg-degan kayak mau ketemu mantan yang belum move on, dan mulut yang tiba-tiba lupa cara ngomong.

Padahal, wawancara kerja itu sebenarnya cuma obrolan… iya, obrolan biasa.

Cuma bedanya, obrolan ini menentukan apakah kamu bakal digaji tiap bulan atau balik lagi rebahan di kamar sambil mikirin "kenapa hidup begini amat".

Nah, biar kamu nggak kaget kayak ditodong ujian mendadak, yuk kita bongkar 10 pertanyaan paling sering muncul di wawancara kerja, plus tips jawabnya.

Jangan khawatir, ini bukan cheat sheet yang bakal bikin kamu jadi robot, tapi biar kamu siap dengan versi terbaik dari dirimu (tanpa ngaku-ngaku bisa bahasa Mandarin padahal nonton drama aja masih pake subtitle).

1. “Coba ceritakan tentang diri Anda”

Pertanyaan Saat Wawancara Kerja

Pertanyaan klasik, legendaris, dan jadi pembuka hampir semua wawancara kerja. HRD sebenernya pengen tau:

• Kamu bisa ngomong nyambung nggak?
• Bisa merangkum hidupmu dalam 2 menit tanpa bikin orang ngantuk?

Jawaban yang oke:

Jangan buka dengan, “Saya anak pertama dari tiga bersaudara, hobi makan cimol...”—nggak ada yang peduli, sob. Fokus aja ke latar belakang pendidikan, pengalaman kerja (kalau ada), plus skill yang nyambung sama posisi yang kamu lamar.

Contoh:

“Saya lulusan Akuntansi dengan pengalaman magang di bidang finance, terbiasa mengolah data keuangan, dan suka mencari cara biar laporan jadi lebih ringkas dan mudah dipahami. Saya juga nyaman kerja tim maupun mandiri.”

Singkat, padat, jelas, nggak bikin HRD curiga kamu lagi pidato 17 Agustus.

2. “Kenapa tertarik melamar di perusahaan ini?”

Contoh pertanyaan Interview Kerja

Nah ini, jangan dijawab: “Karena butuh duit, Pak.” Meski jujur, tapi HRD nggak butuh kejujuran setingkat itu.

Tips jawaban:

• Cari tau dulu soal perusahaan (Google bukan cuma buat stalking mantan).
• Kaitkan visi perusahaan dengan ambisi pribadi.

Contoh:

“Saya tertarik karena perusahaan ini dikenal inovatif di bidang teknologi, dan saya ingin berkembang di lingkungan yang selalu mendorong ide-ide baru.”

Tuh kan, kedengerannya cakep. Padahal dalam hati: “Yang penting gaji lancar, Bos.” Tapi ya, kita harus main cantik.

3. “Apa kelebihan Anda?”

Pertanyaan Interview Melamar Kerja

Ini kesempatan emas buat jualan diri (dalam arti positif, ya!).

Tips:

• Pilih kelebihan yang relevan sama pekerjaan.
• Hindari jawaban generik kayak “Saya pekerja keras”. Semua orang juga bisa ngaku gitu.

Contoh:

“Saya terbiasa bekerja dengan deadline ketat, dan bisa tetap teliti meski di bawah tekanan. Di proyek sebelumnya, saya berhasil menyelesaikan laporan audit tiga hari lebih cepat dari target.”

HRD pasti mikir, “Wih, anak ini bisa jadi mesin lembur gratis nih.”

4. “Apa kelemahan Anda?”

Interview Kerja

Pertanyaan jebakan yang sering bikin pelamar salah langkah.

Jawaban yang salah:

• “Saya perfeksionis.” (Klise banget, kayak quote Instagram tahun 2010.)
• “Saya nggak punya kelemahan.” (Yakin? Manusia apa superhero, Bro?)

Jawaban yang bener:
Jujur, tapi tunjukin kalau kamu lagi berusaha memperbaiki.

Contoh:

“Kadang saya terlalu fokus pada detail kecil, sehingga bisa menghabiskan waktu lebih lama. Tapi sekarang saya belajar membuat prioritas agar kerjaan tetap efisien.”

Jadi kelemahanmu malah keliatan kayak kekuatan tersembunyi. Win-win.

5. “Apa yang Anda ketahui tentang perusahaan kami?”

Pertanyaan HRD saat Interview

Ini pertanyaan buat ngetes: kamu serius melamar atau asal klik tombol “Apply Job” kayak spammer.

Tips:

• Minimal tau bidang perusahaan, produk/jasa utama, dan prestasi terbaru.
• Jangan sampe nyebut nama perusahaan lain (kecuali pengen blacklist).

Contoh:

“Saya tau perusahaan ini sudah berdiri lebih dari 20 tahun di bidang FMCG, dan baru-baru ini meluncurkan produk baru yang cukup sukses di pasar. Itu yang bikin saya semakin yakin untuk melamar di sini.”

Jangan sampe jawab: “Perusahaan ini kayaknya… bagus, sih.” Ya semua juga tau, tinggal googling, Bro.

6. “Kenapa kami harus menerima Anda?”

Pertanyaan Wawancara Kerja

Ini bukan saatnya rendah hati ala-ala sinetron. Saatnya pasang jurus jual diri 2.0.

Tips:

• Tunjukkan kombinasi skill + pengalaman + motivasi.
• Jangan terlalu arogan juga.

Contoh:

“Dengan pengalaman saya di bidang marketing digital, saya bisa membantu tim meningkatkan brand awareness lewat strategi media sosial. Saya percaya kemampuan analisa dan kreativitas saya akan jadi nilai tambah untuk tim ini.”

Kalau dijawab, “Karena saya nggak punya kerjaan lain, Pak”, ya wassalam.

7. “Berapa ekspektasi gaji Anda?”

Pertanyaan HRD saat Wawancara

Pertanyaan yang bikin keringat menetes lebih deras dari lari 5K.

Tips:

• Lakukan riset kisaran gaji di posisi itu.
• Jangan kasih angka asal tebak.
• Kalau ragu, kasih range.

Contoh:

“Berdasarkan riset saya, kisaran gaji untuk posisi ini sekitar Rp 6–7 juta, dan saya rasa angka tersebut sesuai dengan pengalaman serta kontribusi yang bisa saya berikan.”

Kalau jawab “Sesuai UMR aja, Pak”, nanti kamu dianggap kurang percaya diri. Kalau jawab “20 juta minimal”, ya HRD langsung nyuruh kamu jadi komisaris aja sekalian.

8. “Ceritakan pengalaman kerja Anda sebelumnya”

Pertanyaan Saat Wawancara Kerja

Kalau kamu fresh graduate, jangan panik. Magang, organisasi kampus, atau project freelance juga bisa masuk kategori pengalaman.

Tips:

• Ceritakan pencapaian, bukan cuma tugas harian.
• Pake format: tantangan → aksi → hasil.

Contoh:

“Waktu magang di bank, saya diminta membantu proses input data nasabah yang biasanya makan waktu seminggu. Saya bikin template Excel otomatis, jadi cuma butuh 2 hari. Hasilnya, tim bisa lebih cepat fokus ke tugas lain.”

HRD pun dalam hati: “Oke, anak ini bisa diandalkan buat kerja rodi Excel.”

9. “Apa rencana Anda 5 tahun ke depan?”

Pertanyaan paling sering saat Wawancara kerja

Mereka nggak berharap kamu jawab: “Nikah, punya anak dua, rumah KPR lunas.” Itu sih curhat, bukan visi karir.

Tips:

• Kaitkan dengan posisi yang kamu lamar.
• Tunjukkan ambisi, tapi realistis.

Contoh:

“Dalam 5 tahun, saya ingin berkembang menjadi manajer di bidang ini, dengan memimpin tim yang bisa menghasilkan strategi inovatif.”

Kalau jawab “Pindah ke perusahaan sebelah yang lebih besar”, ya siap-siap pintu keluar ditunjukin.

10. “Apakah ada pertanyaan untuk kami?”

Pertanyaan HRD saat Interview kerja

Pertanyaan penutup, tapi jangan disepelekan. Kalau kamu jawab “Nggak ada, Pak”, kesannya kamu pasif.

Tips:
Tanya hal yang nunjukin kamu peduli sama peran dan perkembangan di perusahaan.

Contoh:

• “Bagaimana budaya kerja di tim ini?”
• “Apa kriteria utama yang membuat orang sukses di posisi ini?”

Kalau kamu nanya “Jam pulang bisa dimajukan nggak?”, fix CV kamu langsung dimasukin folder Recycle Bin.

Kesimpulan

Wawancara kerja itu kayak main game: kalau tau polanya, lebih gampang menang. Dari pertanyaan klise kayak “Ceritakan tentang diri Anda” sampai jebakan halus kayak “Apa kelemahan Anda?”, semua sebenernya bisa diprediksi.

Intinya, jangan hafalin jawaban mentah-mentah kayak robot, tapi pahami maksud di balik pertanyaan. HRD cuma pengen tau:

1. Kamu cocok nggak sama pekerjaan ini?
2. Kamu bisa kerja bareng tim nggak?
3. Kamu bakal bikin masalah atau jadi solusi?

Kalau kamu bisa kasih kesan positif di 3 poin itu, besar kemungkinan kamu bakal keluar ruangan wawancara dengan senyum (bukan senyum kecut).

Jadi, siap-siap ya! 

Karena setelah baca artikel ini, wawancara kerja bukan lagi mimpi buruk, tapi kesempatan emas buat nunjukin versi terbaik dari dirimu.

Berbagi :